tujuan wawancara kerja
Communication Skills

Tujuan Wawancara Kerja, Pahami Biar Tidak Cemas

Apa si sebenarnya tujuan wawancara kerja biar tidak cemas?

Pertanyaan ini akan muncul pada saat kita mendapat kabar untuk melakukan wawancara kerja dari salah satu perusahaan yang kita minati.

Perihal cara berbusana, waktu dan lokasi wawancara, kita semua pasti tahu bagaimana mensiasatinya.

Namun, kita akan cemas wawancara kerja pada persiapan apa yang harus dilakukan agar lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan saat wawancara kerja nanti.

Kecemasan tingkat tinggi akan dialami oleh teman-teman yang baru lulus. Mereka cenderung menghapal semua tips bagaimana menjawab pertanyaan wawancara kerja.

Sedangkan, para profesional lain yang sudah punya pengalaman pastinya akan lebih santai. Nothing to lose karena kalaupun gagal saat ini juga kan masih bekerja.

Pola Pikir

Padahal, kita cuma perlu keluar dari pola pikir kita dan cobalah berpikir dari sudut pandang si pewawancara kerja.

Mudahnya begini, bila Anda yang menjadi pewawancara kerja maka apa yang Anda mau tahu dari kegiatan itu sehingga Anda yakin bahwa dialah calon pekerja yang sesuai dengan kriteria Anda?

Menjawab inipun kadang susah.

Tidak semua pewawancara kerja punya struktur pertanyaan yang baik untuk ditanyakan saat proses wawancara kerja.

Ada yang belum terlatih untuk melakukannya.

Saya dan beberapa teman di kantor pun mengalaminya saat mulai berperan menjadi pewawancara kerja.

Kami tidak punya persiapan terstruktur informasi apa yang mau ditanyakan. Hal ini membuat kami tidak fokus.

Ada hal tertentu yang ingin kami cari informasinya menjadi tidak dapat terpenuhi.

Tujuan wawancara kerja menjadi tidak bisa tercapai. Akibatnya, hanya subjektifitas yang muncul dalam menilai hasil wawancara kerja.

Saya jadi berpikir bahwa baik pewawancara kerja maupun yang diwawancarai seharusnya mengerti apa tujuan dari kegiatan wawancara dan apa yang ingin diketahui sesungguhnya dari proses itu.

Dari semua kajian perihal wawancara kerja, saya sangat menyukai tulisan dari George Bradt, penulis buku dan kontributor pada forbes.

George bilang bahwa sesungguhnya hanya ada 3 pertanyaan yang ingin diketahui dalam proses wawancara kerja, yakni: kekuatan, motivasi dan kesesuaian Anda terhadap pekerjaan yang ditawarkan.

1. Kekuatan

Inti dari wawancara yang pertama adalah untuk mengetahui apakah Anda memiliki kekuatan dalam arti Anda punya pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan turunan yang sering ditanyakan antara lain:

  • Coba cerita mengenai diri Anda,
  • Coba ceritakan mengenai pekerjaan sekarang ini,
  • Apakah Anda pernah menangani konflik dalam team,
  • Apakah Anda pernah melakukan negosiasi dsb.

Fokuslah pada pencapaian kinerja yang Anda raih selama di bangku pendidikan atau selama pengalaman bekerja Anda saat ini.

Jangan terlalu terpaku pada deskripsi kerja karena pewawancara sudah membacanya dari CV Anda. Berikan penjelasan perihal prestasi dalam jawaban Anda meskipun pewawancara berputar-putar dengan pertanyaannya. Anda sedang mempromosikan diri Anda jadi selipkan prestasi disetiap jawaban Anda bila memungkinkan.

2. Motivasi

Inti dari wawancara yang kedua adalah untuk mengetahui motivasi Anda bekerja. Pewawancara ingin tahu apa yang membuat Anda ingin bekerja dan tertarik untuk bergabung dengan mereka.

Pertanyaan-pertanyaan turunan yang sering ditanyakan antara lain:

  • Kenapa Anda mau pindah dari pekerjaan sekarang,
  • Kenapa Anda tertarik bekerja di perusahaan kami,
  • Ceritakan kenapa Kami harus mempekerjakan Anda dsb.

Apa alasan kenapa pemberi kerja bertanya perihal ini?

Mereka ingin tahu motif Anda pindah bekerja. Apakah berharap penghasilan lebih semata ataukah karena Anda memang ingin memberikan kontribusi lebih bagi perusahaan.

Tentunya Anda harus berhati-hati dalam pertanyaan motivasi ini. Jangan terjebak untuk bertanya lebih dulu bagaimana benefit yang akan didapatkan.

Perusahaan yang baik akan adil terhadap Anda bila memang Anda terbukti mampu memberikan kontribusi baik buat perusahaan.

3. Kesesuaian

Inti dari wawacara yang ketiga adalah untuk mengetahui apakah Anda memiliki kesesuaian dengan pekerjaan dan kinerja yang diinginkan.

Anda mungkin punya kemampuan untuk bekerja dan memiliki motivasi tinggi, tapi bila cara kerja Anda tidak sesuai dengan budaya perusahaan tentunya kinerja terbaik dari Anda tidak akan muncul.

Pertanyaan-pertanyaan turunan yang sering ditanyakan mengacu pada kesesuaian antara lain:

  • Apa kekuatan dan kekurangan Anda,
  • Anda lebih menyukai bekerja sendiri atau bekerja dengan team,
  • Apa cita-cita Anda dalam 1-3 tahun kedepan dsb.

Pewawancara kerja ingin kepastian bahwa mereka mendapatkan orang yang tepat untuk mengisi kekosongan dalam team mereka tanpa perlu merubah tatanan kerja yang sekarang ini berlaku.

Mereka juga ingin kepastian bahwa Anda bisa melakukan penyesuaian kerja dengan cepat dan bisa bekerjasama dengan anggota team lainnya tanpa menemui banyak hambatan.

Penutup Tujuan Wawancara Kerja

Para sahabat semua. Apa yang diutarakan diatas semoga bisa mengurangi dan menghilangkan kecemasan.

Saya jadi tahu kemana dan mau apa sebenarnya yang ingin saya ketahui dari proses wawancara kerja.

Semoga berguna juga untuk Anda semua baik nanti yang mau jadi pewawancara dan atau menjadi orang yang diwawancarai.

Bila Anda sangat ingin tahu bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan wawancara kerja silahkan mengunjungi biginterview/blog.com.

Disana dibahas lengkap bagaimana Anda bisa mahir menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut bahkan ada free pdf yang bisa didownload untuk dibaca.

Jangan lupa, segala bentuk komunikasi itu akan menjadi mudah kalau kita bisa membangun kedekatan dengan cepat. Kedekatan dalam proses wawancara akan menghilangkan kecemasan.

Bila masing-masing sudah “klik” proses wawancara kerja akan mengasyikan. Bagaimana hasil akhir apakah Anda lanjut ke tahap selanjutnya atau tidak, tinggal berserah diri saja pada Yang Maha Mengatur Rejeki.

Bagaimana menjalin kedekatan sudah pernah kita bahas di blog ini. Tipsnya sangat bermanfaat dan dapat kita terapkan untuk wawancara kerja.

Anda bisa kembali membaca tulisan perihal itu disini.

Bangunlah keakraban dengan bijaksana agar proses interview bisa menghasilkan tujuan yang diharapkan stop cemas wawancara kerja.

Photo credit: Pixabay

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights