komunikasi antar pribadi
Communication Skills

Komunikasi Antar Pribadi Akrab Lewat “Paralanguage”

Pernahkan komunikasi antar pribadi Anda bisa dilakukan dengan baik?

Misalkan, Anda bertemu dengan seseorang yang baru dikenal, tetapi Anda bisa langsung akrab berbicara dengannya dalam beberapa menit.

Seakan-akan, Anda sudah lama mengenal orang itu jauh hari sebelumnya

Atau pada kesempatan lain, pernahkan Anda justru merasa bahwa pembicaraan Anda cuma basa-basi saja dengan orang yang baru dikenal meskipun Anda sudah berbicara dengannya lebih dari 10 menit?

Hal ini kerap kali saya alami dan saya sempat berpikir, apakah ini terjadi karena saya kehabisan bahan bicara?

Ternyata, tidak juga.

Suatu penelitian justru menyatakan bahwa hanya 7% saja kata-kata yang dimaknai oleh lawan bicara kita, 38% sisanya ada di suara kita dan 55% sisanya didominasi oleh bahasa tubuh kita.

Dengan demikian, bahan bicara menjadi tidak penting kalau kita sudah dekat dan akrab dengan teman bicara kita.

Selama hampir dua minggu ini, saya asyik mencari tahu perihal bagaimana agar kita bisa membangun hubungan komunikasi dengan teman bicara kita secara dekat dan akrab dalam waktu singkat.

Alhamdulillah, cara itu ada. Istilah asingnya dikenal sebagai “Rapport”.

Mirroring dan Modelling

Mirroring

Rapport“ atau kedekatan itu bisa dibangun lewat teknik mirroring dan modelling.

Teknik ini berusaha meniru atau memodel teman bicara kita agar kita bisa masuk dan diterima dalam dunianya karena tercipta suatu sinkronisasi.

Tidak perlu susah-susah memahami teknik mirroring dan modelling ini.

Coba deh, kita pasti selalu mencari kesamaan saat pertama kali berbicara dengan teman bicara yang baru dikenal.

Kita akan bertanya perihal asal daerahnya, domisilinya, tempat kerjanya, pendidikannya dan lain sebagainya.

Pembicaraan baru mulai terasa akrab jika kita tahu bahwa teman bicara kita ternyata tinggal di daerah yang sama dengan tempat kita tinggal.

Mereka berasal dari daerah yang sama dengan daerah kita atau bekerja di kawasan yang sama dengan kawasan kita.

Saat itulah, kita mulai berasa connect dan dengan mudah menjalin percakapan selanjutnya.

Anda kemudian bisa mengembangkan teknik mirroring dan modelling dengan beberapa cara.

Cara pertama adalah dengan memperhatikan bahasa tubuh teman bicara kita, bagaimana dia duduk, bagaimana dia melakukan gerak tangan dan bagaimana dia melakukan gerak isyarat lainnya.

Itu semua kita amati dan lakukanlah hal yang sama pada kesempatan tertentu.

Meniru terbukti ampuh.

Anda bisa lihat seperti gambar diatas, tetapi lakukanlah dengan santai dan tepat guna agar teman bicara kita tidak merasa kikuh karena Anda tiru setiap gerakannya.

Cara kedua adalah dengan memperhatikan penggunaan kata, istilah, dialek dan kalimat teman bicara kita.

Bila dia banyak menggunakan kalimat-kalimat teknis maka kita pun bisa menirunya dengan penggunaan kalimat-kalimat teknis.

Dan, bila dia menggunakan kalimat-kalimat sederhana saja, kita sesuaikan juga dengan penggunaan kalimat-kalimat sederhana.

Atau, bila dia banyak menggunakan dialek tertentu, kita gunakan juga dialek tersebut. Sesuaikan agar kita terasa dekat dengan teman bicara kita.

Cara pertama sangat efektif untuk komunikasi lisan face to face karena kita bisa mengamati gerakan dan bahasa tubuh teman bicara kita secara langsung.

Dan, cara kedua sangat efektif untuk komunikasi baik lisan face to face maupun tertulis.

Pertanyaan selanjutnya, cara apa yang bisa kita gunakan untuk komunikasi lewat suara saja misalkan lewat telepon atau telekonferensi?

Disini baru mulai menarik karena memang ada cara ketiga yang bisa dilakukan.

Cara ketiga ini bahkan bisa digunakan dalam setiap bentuk komunikasi baik itu tatap muka, tulisan maupun suara.

Itu berarti, ara ketiga ini dikenal dengan teknik mirroring dan modelling terhadap paralanguage teman bicara kita. Apa itu paralanguage?

Mengenal Paralanguage

dees_01a

Paralanguage adalah ilmu bahasa yang mempelajari suara atau vocal dari sudut pandang non verbal yakni: volume (keras atau lembutnya suara), rate (cepat atau lambatnya suara), pitch (tinggi atau rendahnya suara), dan tone (kuat dan lemahnya suara).

Dengan demikian, Paralanguage selalu memberikan isyarat tertentu saat kita berkomunikasi.

Kita bisa mengerti apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan dari teman bicara kita lewat paralanguage karena makna dari suatu kata bisa berbeda jika paralanguage-nya berbeda.

Contohnya begini. Istri saya memanggil putri kami dengan kata “…Alicia…”, pasti saya mengerti bahwa istri saya sedang memanggil putrinya dengan mesra.

Namun, bila istri saya memanggilnya dengan “…A-LICIA…!!!”, dengan serta merta saya tahu bahwa istri saya pasti sedang marah pada putrinya.

Pentingnya Paralanguage

Paralanguage menyakini ada hubungan antara intonasi kata dan fisiologi tubuh sebagai komunikasi antar pribadi.

Contoh, seorang komandan pasukan akan bersuara lantang saat memimpin upacara karena saat itu keadaan fisiknya berada dalam posisi siap, tegak berdiri sempurna dengan membusungkan dada.

Beda dengan seorang siswa sekolah dasar yang mendapati nilai jelek akan berbicara ragu penuh ketakutan saat berbicara ke orangtuanya karena sikap tubuhnya saat itu pastilah lesu, menunduk, dan mengharap belas kasihan.

Berangkat dari hubungan-hubungan tersebut maka perhatian terhadap paralanguage teman bicara kita menjadi sangat penting.

Kita harus berbicara dengan lebih empati dan harus berbicara lembut dan tidak tergesa-gesa bila teman bicara kita bicara lembut.

Kemudian, kita mulai menaikkan volume suara kita saat teman bicara kita pun mulai menaikkan volume suaranya.

Perhatikan juga intonasi kalimatnya karena seperti cerita diatas kata-kata bisa beda makna bila intonasinya berbeda.

Dengan memperhatikan paralanguage teman bicara kita, pesan tersirat akan mudah ditangkap dan tanggapan bisa diberikan lebih tepat sasaran tanpa kesalahpahaman.

Demikian sahabat semua tentang komunikasi antar pribadi. Ayo kita praktekkan dan silahkan bila ingin men-share dan memberikan komentar tulisan kali ini.

Photo credit: Zstupar at Pixabay

10 Comments

  • Peluang Kerja Di Rumah

    Walaupun sebelum ini saya agak kurang bersetuju dengan isu nie.
    .. tapi setelah mengkaji blog awak terutamanya pos
    nie.. saya semakin yakin… idea awak ada benarnya.
    .. terima kasih…

  • dani sapta

    hal mudah, tp jarang diperhatikan krn sering terbawa suasana saat itu,
    trimakasih telah mengingatkan kembali

  • hermanto

    sangat membantu sekali,..ternyata teknik komuniksi itu banyak caranya.trimakasih

  • toni

    “Kita harus berbicara lembut dan tidak tergesa-gesa bila teman bicara kita bicara lembut. Kita mulai menaikkan volume suara kita saat teman bicara kita pun mulai menaikkan volume suaranya”
    Setahu saya kalau nada tinggi itu identik dengan “emosi marah” , Pak
    Kalau kenalan/teman kita sedang “emosi marah” apa kita akan menggunakan nada yang sama, Pak?
    Mohon bimbingannya, Pak..
    Maaf kalau ada yang salah tolong dikoreksi, Pak
    terima kasih 🙂

    • toni

      Terima kasih Pak atas jawabannya..
      saya berharap bisa belajar lebih banyak lagi 🙂
      Salam sukses Pak

  • harius yaas

    salam kompak..
    terimah kasih pak metodenya saya sanghat suka… saya seorang Mahasiswa Papua yang besekolah di Jawa barat (bandung).
    apakah suara dan logat perlu di masukan dalam berpidato(seminar) di kampus atau tidak saya membutuhkan saran bapak

  • harius yaas

    salam super…….
    hello pak, Papa Alicia & Dastan Addin.
    saya seorang seniman di bidang lukis dan gambar, kelebihan saya suka berbicara dan bergaul dgn siapa saja dan juga bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa melihat.
    Dengan kelebihan saya ini apa yang harus saya lakukan, sebab saya sering kali jika mau berbicara atau mau berpidato (seminar), saya merasa tegang… dan bingun dgn materi yg harus saya bawa di seminar sering kali, langsung ke poinnya.
    saya membutuhkan saran Bapak.
    terimah kasih..
    Harius yaas.

  • wt.mm

    Sangat banyak sekali manfaatnya semua yg sdh di sampaikan dalam rulisannya pak…terutama buat saya pribadi….semoga Allah Swt melimpahkan rahmatNya selalu utk bok dan kel…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights