kata kata buat
Self Development

Kata Kata Buat Kendalikan Pikiran Orang Lain

Kata kata buat kendalikan pikiran orang ternyata memiliki pola pola tertentu yang sangat baik dipelajari bila Anda ingin menasehati atau membuat orang setuju dengan Anda.

Di tulisan lalu, kita telah membahas perihal kata kata bagus dari “The Milton Model” agar Anda bisa langsung masuk ke alam pikiran bawah sadar seseorang.

Kali ini, kita akan membahas pola kata kata lainnya dari buku dari Pak Dantalion Jones yang berjudul “Mind Control Language Patterns“.

Kita sebut saja pola kata kata karena sebenarnya merupakan kumpulan dari beberapa pola yang di tulis menjadi satu buku oleh Pak Dantalion.

Banyak pola disampaikan dalam buku tersebut, dan beberapa pola kita bahas kali ini yang kira kira bisa mudah dimengerti dan Anda gunakan sehari-hari.

Baiklah, berikut ini beberapa pola yang disampaikan dalam buku tersebut.

Pola Kata Kata “Perintah Tersamar”

Kadang, Anda tidak bisa langsung memerintahkan orang untuk melakukan apa yang ada mau.

Namun, Anda bisa mengubah pola kata kata Anda menjadi lebih lembut agar orang mau melakukan perintah Anda.

Perhatikan pada orang yang sudah Anda kenal, Anda sering berkata “duduk dan santai saja dulu” maka sebenarnya ini adalah perintah.

Apabila Anda katakan dengan lembut maka biasanya orang akan melakukan apa yang Anda perintahkan, bukan begitu?

Namun, adakalanya perintah tersebut tidak bisa disampaikan secara langsung sehingga Anda bisa mengubah kalimatnya menjadi,

Silahkan Anda boleh duduk dan santai terlebih dulu sambil menunggu.

Ingat, Anda harus lakukan dengan menggunakan intonasi yang baik pastinya.

Dengan demikian, pola perintah tersamar adalah perihal bagaimana Anda mengemas kata-kata perintah Anda menjadi lebih halus atau bahkan tidak disadari orang lain.

Penggunaan Kalimat Negasi

Dari beberapa sumber, pola kalimat perintah tersamar bisa Anda buat dengan menggunakan pola kalimat negasi (pengingkaran) dengan pola berikut:

Anda tidak perlu berpikir sekarang karena semua itu Andalah yang putuskan.

Saya tidak meminta Anda membeli sekarang karena penawaran ini sangat terbatas.

Udah, loe nga perlu mikir sekarang karena loe yang paling bisa ambil keputusan

Gw nga akan kasih tahu loe mulai kerja sekarang karena loe pasti udah paham lah

Perhatikan, kalimat yang digaris bawahi, itulah perintah Anda. Anda ucapkan dengan beri penekanan pada kata-kata digaris bawahi tersebut.

Dengan pola kalimat negasi (kalimat pengingkaran dengan kata “tidak perlu berpikir”, “tidak meminta”) orang yang Anda ajak bicara justru lebih fokus pada perintah Anda.

Mereka akan fokus pada kalimat yang bergaris bawah alias kalimat perintah Anda.

Dengan kata lain, Anda seolah-olah tidak sedang memberikan perintah padahal sesungguhnya Anda memberikan perintah kepada orang lain.

Selain dengan penggunaan kalimat negasi, Anda juga bisa menggunakan pola kata-kata berikut yang kemudian bisa Anda susupi dengan kalimat perintah Anda.

Bisakah Anda bayangkan…,

Bagaimana rasanya jika Anda….?,

Contoh:

Bisakan Anda bayangkan bagaimana rasanya berolahraga secara rutin setiap hari bisa memberikan kenyamanan buat Anda?

Bagaimana rasanya memberi sedekah yang nanti akan mendapat balasan lebih banyak dari Tuhan?

Dst..

Pola Pergeseran “Aku-Kamu”

Pola ini sering dilakukan oleh para penceramah, pendongeng atau pembicara yang banyak digemari orang.

Dengan pola ini, Anda bercerita perihal pengalaman Anda kemudian Anda mentrasfer pengalaman Anda itu seolah-olah menjadi pengalaman langsung dari orang yang mendengar cerita Anda.

Lewat cara ini, Anda bisa memasukkan perintah, instruksi atau meminta orang lain merasakan apa yang Anda mau.

Oleh karena itu, pola kalimat ini baik bila digunakan dengan cara bercerita, contoh:

Kemarin, saya tuh pergi ke toko buku, banyak banget orang pada pergi ke toko buku. Memang lagi pas hari minggu. Rupanya ada anak-anak SD lagi pada senang berada di rak buku bahasa Arab. Perasaan… saya jadi ingin belajar bahasa arab. Kamu tahu gimana rasanya kalau bisa menguasai bahasa arab, pasti deh banyak orang ingin belajar juga ke kamu. Semakin kamu banyak belajar semakin banyak orang ingin belajar bahasa arab sama kamu. Sekarang ini penguasaan bahasa Arab menjadi penting lho mungkin akan menjadi bahasa Internasional lain setelah bahasa Inggris

Dalam contoh ini, pembicara secara diam-diam memberi tahu subjek untuk mau juga belajar bahasa arab ceritanya.

Pola Kata “Kredibilitas”

Teknik ini bisa Anda gunakan untuk membantu menambah kredibilitas Anda di benak orang lain sebab terkadang semakin mereka Anda kompeten semakin mudah mereka menerima Anda, bukan begitu?

Dengan melakukan pola kalimat ini, Anda meningkatkan status dan kredibilitas Anda hanya dengan berucap menggunakan pola:

Satu hal yang saya pelajari dari (Nama Ahli) adalah (Apa yang Anda pelajari).

Atau

Jika ada satu hal yang bisa saya ambil dari (Nama Ahli) ini/itu adalah (Apa Yang Anda Pelajari).

Sebagai contoh,

Satu hal yang saya pelajari dari Steve Jobs adalah kemampuannya untuk memberikan presentasi yang menarik ketertarikan dari orang banyak.

Jika ada satu hal yang diajarkan Steve Jobs kepada saya, itu adalah bagaimana Anda menyampaikan presentasi angka dan grafik yang mudah dimengerti orang.

Tentu saja, pola kalimat ini akan menghadirkan tantangan dari orang yang mendengar bila disampaikan langsung secara lisan.

Bisa jadi orang yang mendengar Anda akan meminta klarifikasi kepada Anda perihal yang Anda pelajari dari Steve Jobs.

Oleh karena itu, Anda harus bisa mengatisipasinya tidak hanya sekedar ingin terlihat kredibel lalu Anda main catut nama seseorang.

Pola Kalimat “Karena”

Pola kata kata atau kalimat dahsyat lainnya adalah kata “karena”.

Dengan kata “karena”, orang cenderung menerima apa pun sebagai alasan hanya karena kita mengatakan “karena”.

Anda cukup mengatakan “karena” lalu berikan kalimat alasan setelah kata “karena” maka biasanya orang lain akan menerima pernyataan apapun yang Anda berikan.

Oleh karena, setiap orang yang mendengar kata “karena” akan menerima apa adanya kalimat pernyataan itu tanpa banyak berpikir.

Contoh, perhatikan kalimat berikut:

Pola bahasa ini mudah dipelajari karena sudah tertulis di buku.

Nah, ketika Anda telah membaca kalimat tersebut, apakah Anda berpikir dan bertanya perihal ada hubungan apa antara “mudah dipelajari” dan “tertulis di buku”?

Apakah setiap yang tertulis di buku mudah dipelajari? Belum tentu kan…

Namun, Anda membaca kalimat tersebut begitu saja tanpa tanpa ada pikiran kritis berkecamuk di kepala Anda, bukan begitu?

Dengan demikian, kita cenderung menerima segala sesuatu masuk di akal hanya karena ada kata “karena”.

Meskipun terkadang alasan yang mengikut kata “karena” itu tidak nyambung sama sekali, tetap Anda menerimanya. Ini dahsyatnya penggunaan pola kata “karena”.

Contoh:

Hari ini saya tidak bisa masuk kerja karena tidak bisa pergi ke kantor.”

Tempatnya enak karena bisa ada musik.”

Daripada makan coklat mending minum susu karena sama-sama menyegarkan.”

Apakah muncul pikiran kritis Anda saat pertama membaca pola kata kata tersebut?

Pola Kalimat “Ikatan Ganda”

Pola kata kata ini seolah-olah memberi pilihan dengan kata “atau” kepada orang lain, padahal pilihan manapun yang mereka ambil keduanya merupakan bentuk dari apa yang Anda inginkan.

Contoh umum dari pola ini adalah bila Anda mau bayar di kasir restaurant maka biasanya petugas kasir bertanya, “Apakah Anda mau membayar pakai uang tunai atau kartu kredit?”.

Perhatikan, pilihan apapun yang Anda ambil diantara uang tunai atau kartu, tak jadi soal yang penting Anda membayar, bukan begitu?

Intinya Anda akan membayar, menolak bayar pakai uang tunai berarti Anda akan membayar dengan kartu kredit demikian sebaliknya.

Apaun opsi yang Anda pilih memberikan hasil yang sama bahwa Anda membayar, disinilah kekuatan dari pola kalimat dengan kata “atau”.

Nah, ini bisa Anda gunakan untuk memberikan perintah kepada orang lain dengan cara tersamar, contoh:

Kamu mau makan pakai sendok atau tangan?” (Intinya Anda menyuruh atau meminta orang untuk makan)

Adik mau mandi sendiri atau dibantu kakak?” (Anda meminta anak Anda untuk mandi)

Kakak mau pergi sekarang pakai mobil atau motor?” (intinya ya pergi sekarang)

Sekarang, Bapak mau tanda tangan perjanjian sebelum makan siang atau sesudah makan siang?” (yang penting tanda tangannya dikerjakan sekarang juga, hehehe)

Hubungan pola kata kata yang digabungkan dengan ikatan ganda akan meminimalkan penolakan.

Selain itu, Anda bisa mendapatkan hasil yang lebih kuat dengan menambahkan faktor emosional ke dalam pola ikatan ganda.

Berikut beberapa contohnya:

Oke sekarang Bapak duduk dulu dengan rileks dan santai karena Bapak bisa berasa tenang atau Bapak bisa berasa lebih nyaman dari sebelumnya.

Saya tahu kamu bingung dengan masalah ini karena itu ada baiknya kamu duduk dulu dengan tenang atau rebahan di kursi biar lebih santai.

Daripada kamu bengong lebih baik kamu mengisi waktu dengan baca buku atau dengar musik yang bisa bikin hati tentram.

Pola Kalimat “Hidden Addiction

Pola kalimat ini bisa Anda gunakan untuk membuat orang menjadi bersemangat pada sesuatu hal yang positif.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa setiap orang akan memberikan respon positif bila mereka mengetahui kalau mereka sangat dibutuhkan dan dihargai.

Dengan demikian, Anda bisa membujuk orang untuk mengikuti kemauan Anda bila Anda membuat mereka menjadi orang yang sangat bisa diandalkan, dibutuhkan dan dihargai.

Berikut adalah proses enam langkah yang dapat dia gunakan sebagai pedoman untuk menggunakan kecanduan tersembunyi ini.

  1. Situasi yang sedang terjadi.
  2. Peran spesifik mereka dalam situasi yang sedang terjadi.
  3. Pentingnya peran mereka tersebut dalam situasi yang sekarang sedang dihadapi.
  4. Kenapa mereka memenuhi syarat untuk itu.
  5. Akui bahwa Anda butuh pengorbanan mereka.
  6. Tanyakan apakah mereka dapat diandalkan.

Contoh:

Bro, kita sedang mendekati tenggat waktu terakhir dan proyek sudah harus selesai tepat waktu. Jika kita tidak berhasil, kita bisa kehilangan kontrak. Bro, loe itu merupakan bagian penting dari proyek ini. Karena sudah terbukti Loe memiliki kemampuan yang lebih baik selama ini. Penyelesaian projek sangat penting dan membutuhkan beberapa ekstra jam kerja. Pasti, perlu pengorbanan jadi bisa diberi kompensasi nanti, yang terpenting menyelesaikan proyek ini. Bisakan kita mengandalkan loe bro??

Pola “Military Patterns

Pak Dantalion Jones mengemukanan bahwa ada pola kalimat yang beliau istilah sebagai “Military Pattersn”.

Pola kalimat ini konon muncul di kalangan staf rekruitmen militer saat mereka menempatkan diri mereka sebagai teman kepada orang-orang yang mendaftar masuk militer.

Oleh karena itu, cara mereka bicara memiliki pola kalimat tertentu yang bertujuan lebih kepada memberikan semangat dan motivasi.

Ada beberapa pola kalimat, berikut yang sepertinya bisa diterapkan kedalam pola kata-kata bahasa Indonesia.

#1 Pola “Misalkan…/Anggap saja …/ Anggaplah…”

Pola kata kata ini meminta orang lain untuk melupakan pikiran kritis dan keberatan mereka dengan meminta mereka melukiskan alias membayangkan kata kata Anda di dalam pikiran mereka.

Penggunaan kata “misalkan, anggap saja, anggaplah” bisa membuat orang yang mendengar membuat gambaran perihal kata kata tersebut didalam pikiran mereka.

Contoh:

Misalkan, Anda mau belajar pola kalimat tertentu yang bisa menghipnotis orang, Anda bisa lihat Anda bisa membuat orang lain menerima pendapat Anda, Anda mendapat hasil sesuai keinginan. Pasti ini akan terasa bermanfaat buat Anda. Bukan begitu?

Atau, “Misalkan Anda bergabung dengan team kami, Anda mulai merasa Anda lebih dekat dengan tujuan yang Anda mau raih. Bukankah itu sesuatu yang bagus buat Anda?

Contoh lain:

Anggap saja ini loe lagi lari pagi setiap hari. Bisa nga loe rasakan badan loe jadi lebih bugar?

Atau, “Anggap deh loe sekarang punya waktu lebih, apakah loe mau belajar lebih giat lagi atau belajar sama-sama temen, sama aja akan memberikan hasil lebih kan?

Perhatikan disini, kunci utama ada pada intonasi dan pertanyaan yang Anda buat diakhir agar orang melihat manfaat yang bisa mereka rasakan agar mereka mau terima pendapat Anda.

#2 Pola “Apa yang akan terjadi jika (hasil Anda), karena (nilai mereka)?”

Mirip dengan pola kalimat #1, pola ini juga lebih diarahkan agar pendengar membuat gambaran mereka sendiri terhadap apa yang Anda ucapkan.

Contoh:

Apa yang akan terjadi jika Anda berhasil mencoba pola bahasa ini pada seseorang karena Anda orang yang senang belajar

Atau, “Apa yang akan terjadi jika Anda berkomunikasi dengan kata kata bijaksana karena Anda ingin agar orang lain menjadi lebih baik?

Atau, “Apa yang akan terjadi jika Anda mau selalu untuk belajar hal-hal baru karena menjadi terus menerus lebih baik merupakan cita-cita Anda?

#3 Pola Bahasa Jangan (bertindak), kecuali jika kamu mau (hasil akhir diinginkan)”

Pola kata kata kalimat ini baik digunakan untuk menurunkan kemungkinan keberatan dari orang yang Anda ajak bicara.

Anda memberikan perintah tersembunyi yang mengikuti kata “jangan” dikombinasikan dengan “hasil akhir” yang Anda inginkan (mirip-mirip dengan pola kalimat perintah tersamar).

Orang yang mendengar ucapan bisa cenderung menerima pernyataan Anda meskipun hubungan antara (tindakan) dan (hasil) tidak harus benar.

Contoh:

Jangan bilang setuju kecuali Anda benar-benar berkomitmen untuk mempraktekkannya,

Bisa juga, “Jangan bagikan tulisan ini kecuali Anda benar-benar ingin menjadi orang yang selalu berbagi,

Atau, “Jangan pilih saya kecuali Anda benar-benar yakin.

#4 Pola Bahasa “Saya menghargai (maksud keberatan), dan apa yang akan terjadi jika (perilaku baru), karena (alasan), dan jika Anda melakukan itu, saya bersedia (kesepakatan bersama)”

Setiap kali seseorang berdebat dengan suatu keberatan malah semakin menimbulkan keberatan semakin tinggi.

Pola bahasa ini memungkinkan Anda untuk menghargai maksud dari keberatan teman bicara Anda, kemudian menawarkan saran dan alasan lanjut dengan menawarkan konsesi, tanpa memicu sikap defensif.

Perhatikan, pola ini biasa digunakan untuk mencapai kesepakatan terbaik, contoh:

Saya menghargai kekuatiran ibu kalau harga barang ini tidak sesuai dengan apa yang bisa Ibu dapatkan, dan apa yang akan terjadi jika Ibu membayar sekarang ibu bisa mendapatkan bonus voucher, karena lagi ada penawaran istimewa, dan jika Ibu mau, kita bersedia berikan tambahan diskon sekarang.

Kita menghargai keinginan Bapak untuk memikirkan kembali dan berdiskusi dengan istri di rumah, dan apa yang akan terjadi jika Bapak menelepon istri sekarang karena siapa tahu beliau setuju, dan jika Bapak mau, saya bersedia menyediakan tempat biar Bapak enak telepon istri Bapak.

Kami menghargai pendapat Anda untuk memulai disaat yang tepat, dan apa yang akan terjadi jika Anda memulainya sekarang karena Anda memiliki kemampuan untuk itu, dan jika Anda mau, kami akan mendukung 100%.

Keknya, pola bahasa ini agak ribet ya?

Nga kok, intinya adalah Anda memberikan persetujuan atas pendapat orang terlebih dulu.

Sudah itu, Anda meminta mereka memikirkan “apa yang terjadi kalau…” biar mereka bisa membayangkan dan merasakan sendiri manfaat yang Anda kemukakan.

Tambahkan dengan kekuatan kata “karena ….”

Terakhir berikan komitmen dengan kata ‘Dan…”

#5 Pola Kalimat Ya (keberatan), tetapi (pendapat positif), dan saya / Anda berkomitmen (emosi atau nilai positif), maka Anda harus berkomitmen (proposal)

Ini sebenarnya perluasan dari pola kalimat #4 sebelumnya.

Sama seperti pola kalimat sebelumnya, Anda tidak memperdebatkan keberatan tetapi mengakui keberatan orang lain tersebut kemudian menghubungkan dengan nilai atau emosi yang lebih baik.

Pola kalimat ini biasa digunakan untuk setuju untuk tidak setuju dengan cara yang halus.

Ya, keanggotaan ini memerlukan penarikan bulanan dari rekening giro Anda, tetapi dengan itu Anda mendapatkan ketersediaan dua puluh empat jam untuk gym dan pelatihan gratis, dan jika Anda berkomitmen untuk mendapatkan perubahan yang Anda akui perlu maka Anda harus berkomitmen untuk program ini.

Atau, Ya, harganya sudah pasti, tetapi tempat fitness disini memberi pelayanan dan kelengkapan alat yang tidak ada ditempat lain, dan jika Anda berkomitmen untuk segera mulai hidup sehat, maka seharusnya ini adalah pilihan terbaik.

Contoh lain, Ya, Anda mungkin akan merasakan lelah belajar setiap hari, tetapi bila semua bisa Anda atur dengan baik, dan jika Anda memang memiliki kemauan yang kuat, maka Anda sudah menjadi orang yang berada di depan meraih sukses.

Hati-hati dengan kata “tetapi”, Anda harus selalu menggunakan kata-kata/kalimat positif setelah kata “tetapi”.

Oleh karena kata “tetapi” akan menghilangkan atau menganulir kalimat-kalimat sebelumnya dalam benak orang lain.

Bagaimana sahabat semua perihal pola kata kata buat kendalikan pikiran yang sederhana tapi powerful?

Semoga membuat Anda tertarik perihal pentingnya penguasaan kata kata buat kendalikan pikiran seseorang di dalam cara Anda berkomunikasi sehari-hari.

Next, kita akan membahas perihal pola kata kata selanjutnya untuk bersilat lidah dengan sikap yang baik dan menghindari debat kusir sekaligus mengoyahkan keyakinan seseorang.

Baca juga:

Salam

Image by confused_me from Pixabay

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights