tips hemat uang
Self Development

Tips Hemat Uang : Apa Alasan Anda Membeli Barang?

Bila Anda butuh tips hemat uang maka Anda wajib mengetahui alasan apa yang membuat Anda harus membeli suatu barang.

Pernahkah terjadi, Anda sedang melihat-lihat barang di pasar dan Anda membeli barang tersebut tanpa direncanakan?

Awalnya, Anda cuma mau melihat-lihat saja, tetapi entah kenapa tiba-tiba ada keinginan untuk membeli barang itu.

Dan, tahu-tahu Anda pun membeli barang itu tanpa mengerti kenapa Anda melakukannya.

Itulah salah satu kerja dari endowment effect.

Efek dimana Anda menilai suatu barang begitu berharga hanya karena seolah-olah Anda sudah memiliki barang tersebut.

Ada perasaan rugi bila Anda melepaskan barang tersebut dari tangan Anda, meskipun barang tersebut belum menjadi milik Anda.

Efek ini dibahas oleh Dan Ariely dalam bukunya “Predictably Irrational” dan Barry Schwartz dalam bukunya “The Paradox of Choice“.

Tips Hemat Uang : Hindari Endowment Effect

Contoh penerapan endowment effect amat jelas pada beberapa strategi penjualan.

Menurut Dan Ariely, beberapa penjual seringkali akan memberikan penawaran-penawaran produk dimana Anda tidak perlu membayar sekarang.

Akan tetapi, Anda bisa menikmati barang tersebut, Anda rasakan dan Anda alami terlebih dahulu baru kemudian Anda bebas memilih mau membelinya atau tidak.

Paling gampang dan marak saat ini adalah paket televisi kabel berlangganan.

Para provider TV kabel akan menawarkan kepada Anda beberapa pilihan paket. Dan, Anda biasanya bebas untuk mencoba paket tertentu yang paling lengkap.

Biaya instalasi gratis, Anda pun bisa menikmati seluruh saluran selama sebulan penuh dengan hanya membayar 1/2 harga berlangganan.

Nah, apa yang terjadi setelah sebulan?

Biasanya Anda akan merasa berat untuk melepaskan TV kabel Anda dan akhirnya Anda pun lanjut berlangganan tv kabel tersebut.

Begitu kata Dan Ariely dalam bukunya “Predictably Irrational”.

Saya jadi ingat pada suatu hari hendak membeli kopi yang agak mahal sedikitlah di suatu supermarket.

Kebetulan di rumah punya gelas kopi yang bisa dipakai membuat kopi tanpa perlu repot-repot memisahkan ampas kopi.

Lagi asyik melihat-lihat, tenaga penjual datang menghampiri dan menawarkan kopi yang sudah diseduh dalam termosnya untuk dicoba.

Iseng-iseng saya coba kopi tersebut. Enak juga. Lalu, terjadilah diskusi dan tanya jawab perihal produk kopi. Pada akhirnya saya pun membeli kopi tersebut.

Apakah ini  mungkin karena perasaan seolah sudah memiliki karena sudah merasakan kenikmatan kopi ditawarkan maka saya pun pada akhirnya jadi membeli kopi tersebut?

Bisa jadi iya.

Fenomena Lain Endowment Effect

Fenomena lainnya dalam pemasaran produk yang menggunakan prinsip endowment effect adalah iming-iming uang kembali.

Bila Anda tidak cocok dengan produk tersebut Anda bisa memperoleh uang Anda kembali tanpa ada potongan.

Oleh karena iming-iming jaminan uang kembali, Anda beli produk tersebut tanpa ragu karena toh Anda bisa mengembalikan produk tersebut bila tak cocok.

Selanjutnya, uang Anda akan dikembalikan 100% kepada Anda.

Namun, setelah produk ada dirumah Anda selama beberapa hari, Anda merasa cocok dan senang dengan fitur yang ada, maka keinginan untuk mengembalikan barang pun sirna.

Anda tidak ingin mengembalikan barang tersebut terkecuali bila produk tersebut memang cacat maka lain ceritanya.

Dan keuntungan bagi penjual apa?

Mereka bisa menjual produk pada hari Anda setuju untuk membeli, terjadi transaksi, target penjualan bisa terpenuhi dan bonus mengalir lancar.

Menarik bukan mengkaji perihal endowment effect ini?

Yang lebih menarik lagi adalah bahwa endowment effect tidak saja bekerja terhadap barang yang fisiknya ada di depan mata Anda.

Efekt endowment bisa bekerja terhadap ide, gagasan dan rencana makanya tak heran bila ide atau gagasan kadang sulit untuk diubah.

Apalagi kalau ide itu adalah dari Anda, punya Anda dan datang dari Anda maka Anda akan menetapkan nilai yang tinggi.

Ide atau gagasan orang lain menjadi tak layak lagi untuk disimak. Hehehe…

Sunk Cost Tidak Berlaku

Hal menarik lainnya dari endowment effect adalah Anda tidak lagi mengenal “sunk cost“, begitu penjelasan tambahan dari Barry Schwartz.

Dalam dunia ekonomi, semua orang paham bahwa “sunk cost” adalah biaya yang telah keluar dan tidak bisa dikembalikan lagi.

Biaya ini tidak berguna lagi untuk menjadi dasar pengambilan keputusan selanjutnya. Sudah tidak relevan lagi dibahas.  

Namun, hal ini tidak akan berlaku terhadap harga yang telah Anda bayarkan terkait kesenangan dan kepemilikan.

Contoh gampang saat Anda membeli tiket secara online.

Beli tiket pertunjukkan musik secara online, berarti Anda harus pesan dan membayar lunas terlebih dahulu baru kemudian Anda akan dapatkan tiketnya.

Walaupun, pertunjukkan musik masih satu minggu kedepan, tetapi Anda sudah harus membeli dan membayar tiket Anda.

Begitu tiket sudah ditangan, berarti Anda telah memilikinya. Lalu, apa yang akan terjadi seandainya tepat di hari pertunjukkan Anda terhalang hujan badai?

Anda tentu tak akan mau merugi.

Daripada rugi, Anda akan mengerahkan segala cara untuk pergi dan melihat pertunjukkan musik tersebut.

Meskipun basah kuyup, Anda merasa oke tak mengapa daripada merugi tiket sudah ditangan tak bisa digunakan dan hangus begitu saja.

Padahal kalau Anda mau menganalisa, lebih enak diam dirumah saat hujan. Diam bersama keluarga, makan dan minum, kumpul ceria bersama mereka.

Tapi, ya itu tadi endowment effect membuat Anda tak lagi memikirkan opsi tinggal di rumah,  tiket sudah ditangan apapun yang terjadi Anda kudu datang ke pertunjukan itu.

Hehehe.

Semoga berkenan di hati pembahasan kali ini perihal tips hemat uang.

Pembahasan lain perihal endowment effect yang harus Anda cermati bisa Anda baca juga di artikel lain disini.

Photo credit: Pixabay

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights