ikhlas dan sabar
Self Development

Ikhlas dan Sabar Hindari Rasa Kepemilikan Dan Identitas

Kunci ikhlas dan sabar itu dengan menghindari rasa kepemilikan dan identitas diri.

Pernahkah Anda mendengar seorang kolektor batu akik bisa menghargai batu akik miliknya sampai seharga puluhan juta?

Atau, Anda tentu juga pernah mendengar, ada orang yang menawarkan menjual motor antiknya pada harga jual yang sangat tinggi?

Nah, darimana mereka mendapat harga sedemikian tinggi untuk melepas barang yang mereka miliki itu?

Tidak ada patokan resmi dalam hal ini dan yang jadi pertanyaan tentunya adalah mengapa mereka bisa menilai dan menghargai barang mereka begitu tinggi?

Apa karena keindahannya atau antiknya?

Pada harga yang ditetapkan sangat aduhai itu bukannya malah susah untuk menjual?

Iya kalau ada yang mau membeli senilai harga tersebut bagaimana kalau tidak ada yang mau membeli? Apakah mereka tidak ada niat menjual?

Kenapa bisa begitu ya?

Endowment Effect : Eksperimen Daniel Kahneman

Fenomena ini ternyata sudah pernah diamati dan diuji dalam suatu eksperimen yang dilakukan oleh Pak Daniel Kahneman, Jack L. Knetsch dan Richard H. Thaler.

Pak Kahneman dan kolega melakukan eksperimen dengan melibatkan para mahasiswa di Universitas Cornel.

Guna mengetahui alasan kenapa orang kadang berat melepas sesuatu dan kadang malah memberikan nilai yang tinggi terhadap sesuatu yang telah menjadi milik mereka.

Dari sample mahasiswa yang terpilih, setengah dari mereka diberi cangkir (mug) dan dinyatakan bahwa mug itu adalah milik mereka sekarang.

Lalu, setengah mahasiswa lain tidak diberikan apa-apa.

Kemudian, seluruh mahasiswa itu diminta untuk melakukan transaksi.

Mereka diinstruksikan seolah-olah melakukan jual beli dan menilai kira-kira berapa harga yang akan ditetapkan terhadap mug yang telah dibagikan.

Hasilnya, mahasiswa yang memiliki mug rata-rata tidak ingin menjual mug-nya kurang dari harga $5,25.

Sementara di lain pihak, mahasiswa yang bertugas sebagai pembeli hanya mau membayar mug tersebut pada harga rata-rata $2,5 dolar.

Dari eksperimen tersebut, terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki mug menilai barangnya lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki mug.

Perbandingan harganya mendekati nilai hampir 2 kali lipat dari harga yang ditetapkan mahasiswa yang berperan sebagai pembeli.

Inilah kemudian yang dikenal luas sebagai endowment effect,

Yakni, suatu kenyataan bahwa seseorang cenderung menilai lebih tinggi sesuatu yang telah mereka miliki.

Kenapa bisa terjadi seperti itu? Ada banyak alasan dibalik itu semua dan dua alasan berikut sangat mudah dipahami:

1. Keinginan Menghindari Kerugian

Bahwa pada dasarnya, manusia itu tak ingin menderita kerugian terhadap barang yang dimilikinya maunya hanya menghindari kerugian.

Melepaskan sesuatu yang dimiliki (walaupun baru sebentar saja) adalah kerugian.

Oleh karenanya, mereka akan menilai dan menghargai barang yang sudah dimiliki itu dengan nilai tinggi.

Bila harus melepaskan maka harga tinggi merupakan kompensasi untuk ganti kerugian mereka.

Membaca alasan ini, Anda tentu tidak akan heran mengapa banyak orang lebih memilih untuk menumpuk barangnya walaupun mereka sudah tak perlu lagi. 

Alasannya untuk menghindari kerugian.

Perihal ini didukung juga oleh Barry Schwatz di dalam bukunya “the paradox of choice – page 73“.

Beliau bertanya, “Bila Anda membeli sepatu kemudian Anda merasa sepatu tersebut tidak enak dipakai, apa yang akan Anda lakukan?”

Mengutip pendapat dari ekonom Richard Thaler jawabnya adalah: “Semakin mahal sepatu Anda, semakin Anda berusaha untuk memakainya kembali.

Semakin mahal uang yang Anda bayar untuk memperoleh sepatu tersebut membuat Anda akan semakin tak ikhlas melepaskan sepatu tersebut.

Dalam hal ini, Anda tetap meletakkan sepatu tersebut di dalam lemari Anda. Sampai benar-benar sepatu tersebut rusak barulah Anda akan membuangnya.

2. Hindar Rasa Kepemilikan dan Identitas Diri Biar Bisa Sabar dan Ikhlas

Alasan lain dari kenapa Anda kadang berat melepaskan barang Anda adalah rasa kepemilikan dan identitas yang sangat kuat.

Eksperimen Sara Loughran

Satu eksperimen lain dilakukan oleh Sara Loughran Dommer dan Vanitha Swaminathan,

Dari hasil eksperimen, endowment effect ternyata tidak hanya disebabkan oleh takut akan kerugian semata, tetapi juga disebabkan oleh rasa kepemilikan dan identitas.

Ada dua eksperimen yang dilakukan oleh Sara dan Vanitha guna mendukung pernyataan mereka tersebut.

Yang menarik adalah di eksperimen dimana 253 mahasiswa universitas Pittsburgh menjadi samplenya.

Para mahasiwa tersebut menerima tas dengan logo gambar universitas mereka dan tas lain berlogo gambar universitas saingan.

Pembagian tas ini dilakukan untuk mengetahui apakah para mahasiswa tersebut akan menilai tinggi  tas berlogo universitas mereka daripada tas universitas saingan.

Hasilnya sama seperti percobaan mug. Para mahasiswa memberikan nilai dan harga tinggi terhadap tas logo universitas mereka daripada tas logo universitas lain.

Berarti terbukti benar.

Endowment effect tidak lagi disebabkan oleh alasan karena ingin menghindari kerugian saja, tetapi disokong pula oleh kebanggaan identitas kelompok.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda setuju dalam hal ini?

Memang, banyak orang akan bilang bahwa hal tersebut diatas belum bisa mencerminkan atau mewakili karakteristik sesungguhnya dari tingkah laku.

Eksperimen-eksperimen diatas hanya menjadikan mahasiswa sebagai respondennya yang tidak tahu atau tidak kenal kondisi pasar sama sekali.

Namun tunggu dulu. Eksperimen serupa pernah dilakukan oleh Sean Tamm.

Eksperimen Sean Tamm

Sama seperti eksperimen lain, Sean Tamm menggunakan mug, tetapi respondennya bukan lagi mahasiswa.

Dia memilih para tenaga penjual yang salesman berpengalaman dalam menentukan harga dan tawar-menawar mug.

Lalu apa hasilnya?

Hasilnya sama dan konsisten.

Harga jual para salesman yang memiliki mug rata-rata lebih tinggi 2.5 kali harga dari yang ditetapkan oleh para salesman yang tidak memiliki mug.

Bagaiman pendapat Anda sekarang? Heehee.

Semoga menambah wawasan kita bersama sambil kita juga selalu berdoa pada Tuhan semoga terhindar dari keterikatan pada benda dan kepemilikan yang berlebihan ya.

Kunci untuk bisa sabar dan ikhlas…

Perihal efek Endowment Effect lainnya juga bisa Anda baca dalam artikel lain disini.

Aamiin.

Photo credit: Nick Cvetkovic at Flicr

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights