motivasi islami
Self Development

Motivasi Islami: Decision Fatique Vs Orang Arif

Banyak motivasi islami yang layak untuk disandingkan dengan penelitian para profesor dari universitas dunia ternama, misalkan penelitian Roy F Baumeister.

Roy F Baumeister adalah profesor Psikologi dari Universitas di Amerika. Dia bilang bahwa yang namanya semangat atau energi Anda itu terbatas.

Energi Anda itu bisa turun kalau Anda banyak melakukan kegiatan berpikir untuk mengambil keputusan.

Lebih lanjut kata pak Roy, semua aktivitas yang dilakukan dalam menentukan keputusan itu akan mengkonsumsi energi dalam tubuh Anda. Energi Anda habis.

Sebab, energi tersebut seperti baterai handphone yang cuma tersedia terbatas dan bisa habis dalam sehari.

Bisa jadi, baterainya habis lebih cepat karena Anda memakainya lebih banyak untuk nonton Youtube atau banyak main game. Hehehe…

Pastilah baterai yang seharusnya bisa kuat sehari malah habis dalam beberapa jam saja.

Begitu juga energi Anda.

Dia bisa habis manakala Anda banyak melakukan aktivitas-aktivitas berpikir dalam menentukan dan mengambil keputusan.

Decision Fatique

Istilah kerennya sebut saja Anda akan mengalami “Decision Fatique”.

Bila Anda mengalami “decision fatique” maka Anda bisa kehilangan kendali atas diri Anda. Atau kehilangan self control.

Yang mana sesungguhnya self control itu amat sangat dibutuhkan dalam aktivitas Anda lainnya.

Menjadi semakin menarik karena apa yang disampaikan oleh Pak Roy tersebut bukan lagi suatu hipotesa.

Eksperimen Pak Roy

Pak Roy sudah melakukan beberapa eksperimen untuk membuktikan hipotesanya tersebut.

Dan sudah beliau jadikan sebagai hasil riset ilmiah berjudul, “Decision Fatigue Exhausts Self-Regulatory Resources

Ada lima eksperimen yang dilakukan oleh pak Roy untuk membuktikan hipotesanya tersebut.

Semua terencana dan terukur baik. Yang menarik untuk disimak adalah penelitiannya yang kelima yang dilakukan di suatu supermarket.

Pak Roy dan teamnya berhasil mengumpulkan para partisipan sebanyak 19 orang wanita dan 39 pria yang umurnya berkisar antara 18-59 tahun.

Mereka adalah para pengunjung supermarket yang bersedia untuk menjalani eksperimennya Pak Roy dan team.

Para partisipan tersebut diberikan beberapa tugas dan pertanyaan, seperti, berapa lama mereka berbelanja, berapa banyak pilihan yang mereka lakukan untuk memilih barang yang akan mereka beli.

Dan juga, seberapa penting penentuan pilihan mereka lakukan sebelum memutuskan untuk memilih barang tersebut dan seterusnya.

Setelah itu, para partisipan diminta untuk mengerjakan soal-soal aritmetika sederhana dan waktu berapa lama mereka mengerjakan dicatat.

Tidak hanya itu, waktu berapa lama mereka membalik halaman selanjutnya serta waktu mereka menyelesaikan semua soal tersebut pun dicatat dan dianalisa.

Kesimpulan

Kesimpulan dari eksperimen diatas adalah…

Semakin banyak keputusan dibuat oleh para partisipan, semakin lama mereka menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan hasil nilai mereka pun jelek.

Nah kan…,

Hasil eksperimen tersebut ternyata konsisten dengan hipotesa awal pak Roy bahwa membuat banyak keputusan akan menghabiskan energi.

Yang kemudian, kinerja Anda tergangu dan daya konsentrasi Anda juga hilang.

Makanya, Anda jangan banyak-banyak memikirkan dan memutuskan karena itu akan menghabiskan energi dan menurunkan kinerja Anda.

Begitu barang kali yang bisa disimpulkan dari hasil eksperimen pak Roy.

Yang menarik lagi adalah, pernyataan dari Barack Obama saat dia ditanya kenapa dia selalu memakai setelan pakaian kalau nga warna hitam ya warna biru?

Beliau jawab, itu semua karena saya tidak ingin membuat keputusan tentang apa yang saya makan atau saya pakai.

Oleh karena, saya masih memiliki terlalu banyak keputusan lain untuk dibuat.

Wah-wah mungkin pak Obama sudah baca hasil penelitian pak Roy kali ya atau seseorang memberitahukan perihal teori “decision fatique” itu padanya.

Banyak juga lho orang-orang terkenal yang memang tak mau ribet dengan busana. Mereka lebih memilih yang simple saja.

Contohnya, mendiang Steve Jobs pendiri Apple dan tentu saja Mark Zuckerberg pendiri Facebook.

Mungkin itu juga kali ya, kenapa para pengambil keputusan itu biasanya cepat lelah dan tak mampu mengendalikan diri lagi.

Selalu harus cepat-cepat di-charge biar energinya bisa balik kembali, tetapi bagaimana melakukan recharging itu sebaiknya?

Nasehat Motivasi Islami Para Arif

Membaca perihal “decision fatique” meskipun mungkin saja ada pro kontra terhadap hasil eksperimennya, saya jadi ingat lagi nasehat pak Ustad*).

Bahwa selayaknya kita selalu bersikap objektif dalam memandang setiap kejadian yang terjadi terhadap kita begitu kata-kata motivasi islami dari beliau.

Tidak usah sibuk-sibuk memikirkan karena semua dalam pengurusanNya. Memandang dalam diam.

Ibnu Athaillah

Membaca perihal “decision fatique”, saya juga jadi ingat beberapa kalimat pembukaan buku karya Ibnu Athaillah yang berjudul “Mengapa Harus Berserah“:

“Seberapa banyak pun energi yang kita curahkan untuk memenuhi suatu keinginan, tetap saja itu tak akan tergapai jika tak sesuai dengan keputusan Tuhan. Kita tak dapat memenangkan kehendak kita di atas kehendak-Nya. Kita bahkan kerap menemukan bahwa takdir dan ketentuan yang berlaku pada diri manusia bukanlah yang sesuai dengan pengaturan olehnya. Pengaturan manusia ibarat rumah pasir di tepi laut, yang bisa demikian mudah runtuh tatkala ombak, takdir Tuhan berlabuh. 

Dalam hidup, kita juga acap menemukan bahwa apa yang menurut kita baik ternyata bisa membawa keburukan dan sebaliknya, apa yang kita sangka buruk ternyata malah mendatangkan kebaikan. Boleh jadi ada keuntungan di balik kesulitan, dan ada kesulitan di balik keuntungan. Boleh jadi pula kerugian muncul dari kemudahan, dan kemudahan muncul dari kerugian. Mana yang berguna dan mana yang berbahaya pada akhirnya adalah sesuatu di luar pengetahuan kita.”

Syech Abdul Qadir Jaelani

Membaca perihal “decision fatique” saya jadi ingat lagi pesan Syech Abdul Qadir Jaelani berikut:

“Betapa sering kau berkata, apa yang mesti kulakukan, apa yang mesti kugunakan (untuk mencapai tujuanku)? Tetaplah di tempatmu. Jangan melampaui batasmu, sampai jalan keluar dikaruniakan bagimu dari-Nya yang telah memerintahkanmu untuk tinggal di tempatmu. Allah berfirman: “Wahai orang-orang beriman, bersabarlah, senantiasa berteguhlah dan jagalah kewajibanmu terhadap Allah…” (QS 3:200)” [Terjemahan Futuh Gaib, Risalah 30, Paragraf 1].

Jadi jangan terlalu banyak memikir-mikir dan memutuskan kali ya, karena pesan Syech Abdul Qadir Jaelani lainnya berikut ini amatlah mendalam:

“Sesungguhnya, kenyamanan hakiki terletak pada hubungan sempurna dengan Allah SWT, penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Bila kau lakukan hal ini, niscaya kau terbebas dari dunia ini, dan kepadamu dilimpahkan rahmat, kebahagiaan, kebajikan, kesejahteraan, dan keridhaan-Nya”

Yah, tempat melakukan recharge energi terbaik memang dengan balik kembali pada Allah agar Motivasi Islami Anda kembali tinggi.

Dan akan lebih baik lagi, bila kita bisa selalu menjaga dan melakukan hubungan sempurna itu.

Semoga ada rahmatNya untuk mencapai kedudukan seperti itu ya. Aamiin…

Photo credit: Daniel Lee at Flicr

*) Arif Billah Hj. Hussein BA Latiff

4 Comments

    • hestismudaya

      Waah salam kenal kembali 🙂 Izinkan saya panggil Ayah sebagai penghormatan saya. Saya senang baca tulisan2nya Bapa. Luar Biasa, banyak ilmu dan menginspirasi 🙂

  • Sadina

    Keren sekali tulisannya Pak. Diawali dengan eksperimen untuk membuktikan hipotesa yang ada. Lalu ditutup dengan contoh dan ulasan para ulama.

    Terus menulis Pak 🙂

  • Shelly Noor Azzahra

    Pak terimakasih tulisan2 nya memberikan saya banyak sekali inspirasi dan ilmu. Keep writing pak?.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights