menghilangkan rasa cemas
Self Development

Menghilangkan Rasa Cemas Ternyata Mudah!

Tingkat rasa cemas itu berbeda-beda untuk tiap-tiap orang, tetapi apakah ada kiat untuk menghilangkan rasa cemas?

Ada yang gampang cemas saat dihadapkan pada masalah dan situasi pribadi. Dan, ada yang baru cemas dan sangat cemas saat sesuatu itu sudah sangat besar efeknya terkait dengan keluarga, pekerjaan dan kepemilikan.

Kecemasan bisa membuat seorang yang kuat sekalipun menjadi lemah, gelisah terus-menerus, bahkan yang lebih gawat lagi bisa membuat stres dan depresi.

Lalu bagaimanakah mengatasi dan menghilangkan kecemasan itu?

Anda bisa coba tiga tips berikut yang terinpirasi dari bukunya pak Dale Carnegie: “How to stop worrying and start living” serta dari nasehat-nasehat orang arif.

Semoga Anda berkenan membacanya.

1. Live Now, Hilangkan Rasa Cemas

Sumber dari kecemasan itu ternyata ada pada kesibukan pikiran Anda sendiri yang terlalu terpaku pada keadaan masa depan dan masa lalu.

Anda terlalu sibuk memikirkan masa depan Anda, berpikir dan berkata: “bagaimana kalau nanti begini?”, “bagaimana kalau nanti ada sesuatu?” dan “bagaimana nanti kalau terjadi sesuatu?”.

Atau, Anda terlalu sibuk dengan keadaan masa lalu Anda, dimana Anda berkata: “bisa nga ya mengulang prestasi yang sama?”. “Kenapa ini harus terjadi?”. “Andaikan dulu begini dan begitu tentu takkan terjadi seperti ini”

Atau, Anda terlalu sibuk dengan masa lalu dan masa depan, dimana Anda berpikir: “kemarin si A bisa bagus, semoga saya juga bisa seperti si A”. “Mudah-mudahan saya bisa seperti si B yang jadi juara beberapa kali”.

Anda sibuk dengan berandai-andai yang sesungguhnya tidak baik untuk dilakukan.

Tenanglah dan tak usah Anda sibuk-sibuk memikirkan masa depan atau masa lalu. Jalani saja peranan yang saat ini berlangsung dan layaklah nasehat berikut disimak dan diingat:

“Jika kau terlalu sibuk melihat masa lalumu, atau bahkan cemas terhadap kehidupan masa mendatang, kau tidak akan melihat-Nya. Dan jika kau melupakan-Nya, Hidup ini tak layak kau jalani” – Jalaludin Rumi

2. Cari Kesibukan

Agak unik memang perihal rasa cemas ini. Bila Anda berusaha menghilangkannya, maka semakin menjadi rasa cemas itu mendera.

Dan, semakin keras Anda berusaha menghilangkannya, maka semakin kuat pula rasa cemas yang akan Anda alami.

Yah, daripada berusaha untuk menghilangkannya, lebih baik berusaha untuk menggantinya dengan kesibukan lain.

Macam-macam kesibukan bisa Anda lakukan tentunya dari mulai main gadget, membaca buku, menulis, melakukan gerak badan, olahraga, atau ya belajar Dzikrullah.

Sibuk dengan Dzikrullah akan membuat hati tentram dan menjadi sikap orang bertakwa seharusnya:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya”. (QS: Al Araf: 201)

Ada kutipan kata menarik dari R.V.C Bodley, mantan British Army Officer sekaligus penulis dan jurnalis.

Dia bilang betapa dia sangat terkesan dengan orang-orang yang selalu ingat pada Allah, saat beliau ikutan jadi orang gurun bersama suku Bedoin di sahara:

“Kesan yang teramat kuat yang saya ingat ketika saya tinggal dengan dengan suku Bedoin, adalah kehidupan mereka sehari-hari tidak pernah lupa pada Allah. Allah yang mengatur makan mereka, perjalanan mereka, usaha mereka dan cinta mereka. Allah ada dalam pikiran mereka setiap hari, Allah teman dekat mereka, cara yang tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang Tuhannya dipisahkan hanya lewat ritual ibadah formil semata” – (terjemahan bebas, aslinya dalam bahasa Inggris).

Maka, kalau ingin mencapai peringkat lebih tinggi lagi, sibuklah dengan Dzikrullah.

3. Berserah Diri 

Apa yang menjadi kecemasan Anda sesungguhnya terjadi karena sebab ketidakpastian. Anda sendiri belum tahu nanti akhirnya akan seperti apa, tetapi Anda cemas.

Banyak loh padahal cerita-cerita orang perihal rasa cemas yang mereka alami yang pada akhirnya tak terjadi.

Jadi, menurut Pak Dale, carilah dengan jelas apa si sebenarnya yang Anda cemaskan itu?

Mau tampil dalam suatu pertandingan misalkan, apa yang paling Anda cemas dan kuatirkan? Kekalahan?

Lalu kenapa kalau Anda kalah? Orang-orang akan menertawakan atau membenci Anda? Atau, orang-orang tidak suka lagi pada Anda?

Carilah apa yang sebenarnya membuat Anda cemas? Terus carilah hingga menjadi jelas.

Sampai nanti bila tak ketemu juga, Anda tiba pada kesimpulan bahwa Anda harus belajar menerima hasil apapun yang terjadi.

Sebab, Anda mau menerima sesuatu yang tak bisa dihindari. Bagaimanapun terjadi yah harus terjadi.

Tentu saja dalam hal ini berati Anda sudah harus naik peringkat. Inilah menyerah pasrah alias menyadari bahwa segala sesuatu memang sudah ditetapkan.

Sedikit Nasihat Biar Rasa Cemas Hilang

“Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”. (QS: At Taubah: 51).

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu’min bertawakkal”. (QS: Ali Imran 160).

Semoga kita bisa mencapai peringkat tersebut karena para Arif sering berkata, bahwa inilah karamah yang sesungguhnya yang mereka harapkan dalam setiap doanya:

“Bagi para Ahlullah (keluarga Allah) karamah paling utama dan paling mulia adalah karamah maknawi, seperti mengenal Allah, takut kepadaNya, senantiasa merasa diawasi olehNya, bersegera mengikuti perintah dan laranganNya, mantap dalam keyakinan dan selalu mematuhi, memerhatikan, memahami, dan percaya kepadaNya, serta senantiasa bertawakal kepadanya”. (Ibnu Athaillah, Rahasia Yang Maha Indah, page 145).

Jadi biar cemas bisa sedikit dikontrol, cobalah untuk : hidup saat ini, tetap sibuklah dengan pekerjaan yang baik dan pasrah akan adanya ketetapan.

Baca juga : Menenangkan Pikiran Dalam 2 Detik

Siapa yang bisa mengatasi kecemasan tingkat tinggi bila tidak ada pertolongan Tuhan?

Semoga ya, ada RahmatNya selalu untuk itu. Aamiin.

Photo credit: Taylor Eke at photocollections.io

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights