cara bicara akrab
Self Development

Cara Bicara Akrab Dengan Taktik Menyenangkan Teman

Ada kalanya cara bicara akrab dengan teman bicara Anda tidak muncul dan terasa sangat membosankan.

Anda sekedar basa basi tanpa tahu bagaimana lagi membuat percakapan Anda itu bisa menarik.

Anda tidak punya bahan untuk dibicarakan dan Anda mengharapkan agar teman Bicara Anda yang berbicara lebih banyak.

Namun, bagaimana caranya?

Ini berarti Anda harus tahu perihal cara bicara apa yang bisa membuat percakapan menyenangkan bagi teman Bicara Anda.

Dengan kata lain hal-hal apa yang harus Anda perhatikan agar teman bicara Anda merasa nyaman bicara dengan Anda?

Pertanyaan ini mudah, tetapi agak sulit untuk dijawab.

Padahal bila Anda tahu jawabannya maka hal itu dapat membangun keakraban dan konektivitas yang lebih kuat antara Anda dan teman bicara Anda.

Pada gilirannya hal tersebut tentunya bisa membuat diskusi Anda menjadi lebih menarik dan lebih produktif

Mari kita simak apa yang disampaikan oleh pak Ian Rowland perihal hal tersebut dalam bukunya yang berjudul The Mind Reader’s Guide to Rapport.

1. Cara Bicara Akrab Dengan Mendengarkan Suara Mereka

Rupanya, Anda diam dan mendengarkan adalah hal favorit yang diinginkan oleh teman bicara Anda.

Tentunya, diam dan mendengarkan yang dimaksud adalah bahwa Anda benar-benar menyimak apa yand disampaikan teman bicara Anda.

Tidak sekedar mendengarkan tetapi pikiran Anda lari kemana-mana.

Bila teman bicara Anda adalah orang yang senang berdiskusi dan ingin didengarkan, maka diam berarti Anda memberikan kesempatan teman bicara Anda agar “suara“-nya didengar.

Ini hal pertama yang harus Anda perhatikan, yaitu mendengarkan suara Mereka.

2. Cara Bicara Akrab Dengan Menyebut Nama Mereka

Pak Ian Rowland, yang merupakan seorang ahli “cold reader / mind reader” selanjutnya bilang bahwa ada hal favorit kedua yang juga diinginkan oleh teman bicara saat Anda melakukan pembicaraan.

Hal favorit lainnya itu adalah penggunaan “Nama” dan penggunaan kata ganti orang kedua yakni “You“.

Maksudya bagaimana?

Anda panggil “Nama” teman bicara Anda di kesempatan tertentu saat Anda berbicara dengannya sebab suatu penelitian menyatakan bahwa memanggil nama menjadi sesuatu yang indah yang didengar oleh teman bicara Anda.

Memanggil “Nama” bisa menjadi tanda bahwa Anda memberikan penghargaan dan perhatian pada teman bicara Anda.

Pernah suatu kali, ada seserang memanggil nama saya dan memang apa yang saya rasakan waktu itu adalah bahwa saya merasa dihargai oleh teman bicara saya itu.

Anda cobalah…

Sebutlah “Nama” mereka dalam percakapan Anda (meski untuk yang ini saya masih harus belajar karena yang sering kali sulit untuk dilakukan adalah mengingat nama orang yang baru dikenal dengan cepat dan kuat dalam ingatan…hehehe).

Sekali lagi, bila Anda ingin membangun konektivitas atau rasa terhubungan yang baik dengan teman bicara Anda, maka jangan lupa gunakan namanya, sebut namanya dalam percakapan Anda.

Lalu apa hubungan dengan kata ganti orang kedua “You“?

Untuk hal ini, saya menduga mungkin karena orang-orang “bule” memang senang dipanggil dengan “You“.  

Kalau di Indonesia, memanggil teman bicara dengan kata “Kamu” atau “Anda“? Atau kalau sudah akrab “loe” sepertinya dalam situasi tertentu malah terdengar kurang pantas.

Apalagi kalau Anda sedang berbicara dengan orang-orang yang lebih senior dari Anda.

Oke, kita tidak perpanjang diskusi perihal kata ganti orang kedua “You“, sebab ada hal favorit ketiga yang juga harus Anda perhatikan atau Anda mungkin malah belum pernah melakukannya yaitu memberikan pernyataan “validasi“.

Tetapi, ini hanya perkiraan saya saja. Anda mungkin bisa menyesuaikan situasi, kondisi dan dengan siapa Anda berbicara.

3. Memberikan Pernyataan “Validasi”

Memberikan pernyataan validasi berarti Anda memberikan pernyataan persetujuan terhadap apa yang teman bicara Anda sampaikan.

Validasi berarti memberikan pernyataan yang bisa bersifat fakta atau emosinal dari Anda terhadap apa yang disampaikan oleh teman bicara Anda.

Ini berikan signal kepada teman bicara Anda bahwa Anda menyimak dan ikut merasakan dengan tulus apa yang dia sampaikan.

Contoh-contoh pernyataan validasi misalkan bisa sebagai berikut:

#Pernyataan Faktual:

Anda benar tentang itu

Ya, seperti itu juga pemahaman yang saya tahu

Saya setuju dengan apa yang Anda sampaikan

#Pernyataan Emosional:

Saya mengerti apa yang Anda rasakan

Pastilah, orang yang berada dalam posisi loe, pasti sama perasaannya..

Ada rasa sedih pastilah. Orang mana yang tidak akan sedih..

Lakukan ini maka pembicaraan Anda menjadi lebih baik. Teman bicara Anda akan merasa diperhatikan.

Sepanjang Anda tulus dalam mengekspresikan validasi maka validasi bisa menjadi alat yang “powerful” untuk membangun konektivitas dengan teman bicara Anda, begitu kata pak Ian lagi.

Dan, tetap jagalah koridor kesopanan dan keramahan tentunya.

Lalu bagaimana kalau Anda tidak setuju atau bermaksud ingin menambahkan pendapat Anda?

Silahkan gunakan teknik membujuk orang dengan kata-kata “setuju” dalam tulisan lalu disini.

Ingat juga bahwa Anda harus bijaksana dalam menggunakan kata-kata “tetapi” yang juga sudah pernah dibahas dalam diskusi lalu disini ya.

Sekali lagi kita simpulkan bahwa 3 hal berikut bisa menjadikan pembicaraan Anda menjadi lebih baik, yakni mendengarkan dengan baik, menyebut nama dan memberikan validasi.

Semoga contoh-contoh diatas tidak berlebihan, terutama untuk validasi emosional…hehehe.

Demikian, semoga berkenan di hati Anda semua.

Den Hendra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights