Communication Skills

Orang Suka Bohong? Deteksi Saja Ucapan Mereka

Orang suka bohong pada Anda?

Paling tidak enak kalau seseorang telah berbohong pada Anda.

Apalagi kalau orang tersebut adalah orang yang sangat dekat dengan Anda atau orang yang sangat Anda percaya.

Paling menyebalkan lagi kalau orang tersebut tidak mau mengakui kebohongannya tersebut. Padahal banyak bukti mengarah padanya.

Nah, bagaimana mengetahui bila seseorang berbohong atau menyembunyikan sesuatu pada Anda?

Adakah tanda atau ciri yang bisa diwaspadai?

Adakah pola tertentu yang bisa menjadi isyarat bahwa seseorang telah menyembunyikan sesuatu?

Menurut Pamela Meyer, penulis buku “Liespotting, proven techniques to detect deception”, Anda bisa mengetahui seseorang berkata jujur atau tidak lewat tiga cara.

Cara tersebut bisa Anda Lakukan dengan menganalisa : bahasa tubuhnya, struktur kalimatnya dan dari sikap/attitude-nya.

Yang menarik adalah struktur kalimat.

Struktur kalimat yang dimaksud disini adalah kata-kata yang diucapkan seseorang saat menjawab pertanyaan ataupun saat memberikan pernyataan di depan publik.

Anda tentu sering mendengar saat seseorang berkomentar:

Wah bicaranya banyak diulang-ulang. Apa yang ditanyakan tidak langsung dijawab malah mengulang pertanyaan yang sama”

“Orang bertanya dijawab dengan balik bertanya.”

“Orang bertanya ya atau tidak malah dijawabnya panjang lebar. Nanti giliran orang tanya panjang lebar malah dijawabnya singkat.”

Perkataan seperti itu sering terdengar dan memang merupakan isyarat-isyarat yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan kewaspadaan perihal jujur tidaknya seseorang.

Dari penjelasan Pamela Meyer di bukunya, beberapa pola kalimat berikut menarik untuk di simak.

Distance Statements

Kalimat-kalimat ini biasa diucapkan oleh seseorang yang berusaha menyembunyikan sesuatu dengan cara menghindari dirinya terlibat langsung dalam suatu situasi atau menghindari dirinya terkait langsung dengan seseorang.

Contoh, seorang pria katakan saja si R, terlibat affair dengan seorang wanita berinitial S. Dan Anda mencurigai hal tersebut lalu bertanya ke wanita S,

Pertanyaan: Apakah kamu punya hubungan khusus dengan si R?

Jawaban: Coba Anda tanya pada “pria itu” dia kenal saya tidak?

Saat memberikan jawaban, si wanita S mengganti nama si R menjadi “pria itu” atau “orang itu” Ini bisa menjadi signal bahwa ada sesuatu yang tidak ingin disampaikan oleh si wanita S kepada Anda.

Contoh lain:

Pertanyaan: Apakah Anda berani bilang bahwa Anda tidak melakukan korupsi?

Jawaban: “Kita” tidak akan berkata kalau belum ada bukti-bukti.

Penggunaan kata “kita” atas jawaban pertanyaan yang ditujukan langsung kepada seseorang merupakan contoh distance statements yang bisa menjadi isyarat kebohongan.

Guilt-Trip/Protest Statements

Orang yang tidak jujur biasanya akan langsung menyerang Anda seolah Anda telah berlaku tidak adil atau seolah Anda telah menuduh mereka.

Contoh, Anda bertanya kepada salah seorang petugas keamanan di kantor Anda perihal jam berapa dia pulang dari kantor, konteksnya kita ambil saja misalkan sedang terjadi kehilangan barang di kantor.

Pertanyaan: Kemarin, bapak pergi ke luar ruangan kantor jam berapa?

Jawaban: Kok sepertinya Anda sebagai orang HRD jadi tidak adil begini ya? Coba, apakah direksi pernah diperhatikan kapan dia masuk dan keluar kantor? Saya yakin orang HRD juga tidak akan memperhatikan

Contoh lain:

Pertanyaan: Kemarin, bapak pergi keluar ruangan kantor jam berapa?

Jawaban: Tergantung harinya pak. Gini-gini… Saya ini seorang yang disiplin, taat pada aturan, dan beragama. Saya tidak mengerti kenapa harus ditanya perihal keluar kantor jam berapa?

Menjadi tidak heran kalau ada orang yang tadinya ramah dan mau bicara dengan siapa saja, tiba-tiba menjadi tidak mau berbicara atau bicara cenderung emosional. Ada tanda sesuatu yang tidak mau disampaikan pastinya.

Bolstering Statements

Orang yang tidak jujur terkadang menggunakan kalimat-kalimat empati agar terdengar menyakinkan.

Pertanyaan: Apakah Anda pernah menggunakan obat doping?

Jawaban: Sumpah, jujur saya harus katakan, sengaja atau tidak sengaja, saya tidak menggunakan-barang barang itu untuk tubuh saya.

Maksud hati biar lebih menyakinkan, tetapi yang terucap malah berlebih-lebihan karena kalau orang jujur harusnya dengan tegas cukup berkata,“tidak pernah!”.

Berikut ini contoh video dari Lance Amstrong atlet balap sepeda yang dulu disangka telah mengunakan doping lalu dia bersikeras dan berbicara di depan publik bahwa dia tidak menggunakan obat-obatan tersebut.

Perhatikan di menit 0:20 sampai menit 0:37.

Terlihat jelas dia menggunakan struktur kalimat Guilt-trip/protest statements. Dan, dikalimat-kalimat lainnya dimana dia banyak menggunakan struktur kalimat Bolstering statements.

Disamping stuktur-struktur diatas, Anda juga harus memperhatikan bagaimana sikap orang tersebut.

Bagaimana intonasi kalimatnya apakah ada suara yang tiba-tiba meninggi dan emosional.

Apakah ada filler word “mmm”, “ennggg”, “uumm” sebagai waktu untuk berpikir dan lain sebagainya.

Jadi, memang butuh pengalaman dan analisa menyeluruh untuk bisa mengetahui pastinya apakah seseorang telah berbohong pada Anda.

Situasi psikologis dan fisiologis juga harus diperhatikan.

Kelelahan, capai, atau merasa tertekan akan membuat struktur kalimat tertentu yang bisa menimbulkan penilaian yang salah.

Namun, seseorang yang sedang menyembunyikan sesuatu biasanya memiliki beberapa tanda tertentu yang bisa dibaca tanpa disadari oleh orang tersebut.

Kombinasi struktur kalimat, bahasa tubuh dan attitude bisa mendeteksi hal tersebut.

Demikian para sahabat sekalian, perihal struktur kalimat yang layak Anda ketahui untuk mendeteksi apakah seseorang jujur atau tidak jujur dalam menyampaikan sesuatu.

Bila Anda tertarik untuk mengetahui bagaimana mendeteksi kebohongan lewat bahasa tubuh dan ekspresi wajah silahkan untuk mengunjungi tulisan lainnya disini.

Semoga berkenan.

Photo credit: Ryan Hyde

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights