contoh sikap optimis
Self Development

Contoh Sikap Optimis Versus Pesimis Di Keseharian

Contoh sikap optimis dan apa bedanya dengan pesimis apakah sudah Anda tahu?

Orang optimis akan selalu berpikiran positif dan mampu mengendalikan Self Talk-nya dengan baik.

Ada 3 (tiga) dimensi Self Talk menurut Dr. Martin yang bisa digunakan untuk membedakan apakah Anda orang optimis atau orang yang pesimis yaitu: Permanence, Pervasiveness dan Personalize.

Mari sama-sama kita pelajari.

1. Dimensi pertama : Permanence

Yang membedakan orang optimis dan orang pesimis ada pada pandangannya terhadap Permanen tidaknya penyebab suatu kejadian baik atau buruk yang dialaminya.

Bila dihadapkan pada kejadian baik, orang optimis berkeyakinan bahwa kejadian itu karena sebab permanen. Sebaliknya, orang pesimis justru berkeyakinan bahwa kejadian baik itu adalah keberuntungan semata.

Misalkan, orang tersebut berhasil mencapai penjualan melebihi target hariannya.

Orang Optimis akan berkata: “Saya selalu beruntung.”

Orang Pesimis akan berkata: “Saya lagi beruntung hari ini.”

Pemikiran mereka akan menjadi terbalik saat dihadapkan pada kejadian buruk. Orang optimis percaya bahwa kejadian buruk adalah sementara, tapi orang pesimis malah berpikiran bahwa kejadian buruk adalah permanen.

Misalkan, orang tersebut mengalami kejadian buruk tidak bisa bertemu atasan untuk berdiskusi hal penting perihal target penjualannya.

Orang Optimis akan berkata: “Bos sedang tidak mood hari ini.”

Orang Pesimis akan berkata: “Bos tidak mau berbicara dengan kita.”

2. Dimensi kedua : Pervasiveness

yang membedakan antara orang optimis dan pesimis ada pada seberapa jauh mereka memandang suatu kejadian itu akan berakibat luas pada diri.

Orang optimis bila dihadapkan pada kejadian baik akan berkata bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh hal umum dan universal. Namun, orang pesimis malah beranggapan bahwa kejadian itu disebabkan oleh hal spesifik.

Misalkan, orang tersebut tiba-tiba menerima hadiah dari orang yang belum dikenal.

Orang Optimis akan berkata: “Ini terjadi karena saya orang yang menarik.”

Orang Pesimis akan berkata: ”Ini terjadi karena saya menarik baginya.”

Sebaliknya bila dihadapkan pada kejadian buruk, orang optimis yakin kejadian buruk hanya akan berlaku spesifik tidak memberikan dampak luas terhadap kinerja selanjutnya.

Namun, orang pesimis malah percaya bahwa kejadian itu akan berdampak luas pada kehidupannya.

Misalkan, orang tersebut gagal melakukan presentasi penjualan dan membuat malu atasan.

Orang Optimis akan berkata: “Aku memalukan hanya baginya, tidak untuk orang lain”

Orang Pesimis akan berkata: ”Aku memang memalukan”

3. Dimensi ketiga : Perzonalize

Yang membedakan antara orang optimis dan pesimis ada pada penjelasan penyebab kejadian itu karena dirinya atau karena sebab di luar dirinya.

Orang optimis bila mengalami kejadian baik akan memberikan apresiasi terhadap dirinya bahwa itu semua terjadi karena dia memiliki kemampuan dan keahlian.

Misalkan, orang tersebut sukses mengapai target penjualan team yang dipimpinnya.

Orang optimis akan berkata: “Semua terjadi karena saya memiliki ketrampilan”

Orang Pesimis akan berkata: “Semua terjadi karena kerja kelompok yang baik”

Sebaliknya ketika hal buruk terjadi, orang optimis tidak akan menyalahkan dirinya, tetapi lebih memilih untuk mengakui ada faktor eksternal yang belum dikuasainya.

Misalkan, orang tersebut mengalami kegagalan dalam penjualan saham.

Orang Optimis akan berkata: “Saya belum memiliki pengetahuan di Saham”

Orang Pesimis akan berkata: “Saya bodoh”

Semoga bisa dimengerti. Namun, biar lebih mudah dipahami, kesimpulan dari uraian diatas adalah sebagai berikut:

 

 

Kejadian Baik

 

Kejadian Buruk

Orang Optimis

Akan terus berlanjut,

Memberi pengaruh pada langkah selanjutnya,

Selalu mengapresiasi diri sendiri

Sementara saja,

Tidak akan mempengaruhi kejadian selanjutnya,

Bisa diselesaikan oleh usaha dan kemampuan diri

Orang Pesimis

Tidak akan berlanjut,

Tidak akan mempengaruhi kejadian selanjutnya,

Terjadi karena faktor eksternal semata

Akan terus berlanjut,

Mempengaruhi kejadian selanjutnya,

Terjadi karena kesalahan diri sendiri

Lalu bagaimana dengan Anda apakah sudah punya contoh sikap optimis?

Semoga bisa menambah wawasan kita bersama ya.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights