mau menerima perbedaan
Coretan Bermakna

Cara Menerima Perbedaan Diantara Siapapun

Cara menerima perbedaan tidak selalu bisa mudah dilakukan.

Infotainment baru-baru ini selalu memberitakan perihal mendadaknya seorang celebritis melamar celebritis lain untuk mau membina kehidupan rumah tangga bahagia.

Banyak yang heran kok bisa secepat itu mereka memutuskan keiginan untuk berumah tangga, banyak juga yang menggangap biasa saja atau bahkan tidak peduli toh itu kehidupan mereka berdua.

Saya mungkin masuk sebagai orang yang menganggapnya biasa saja.

Semua sudah ditentukan oleh Allah.

Namun, ada yang mengusik kenangan saya waktu beberapa tahun lalu dapat hadiah Allah untuk bisa jalan-jalan di Los Angeles dan singgah sebentar di Las Vegas.

Nasehat Pak Simon

Saat itu, saya berkenalan dengan pak Simon. Seorang driver yang bekerja di biro travel dan menjadi pengantar kami untuk jalan-jalan di LA dan Vegas.

Kesempatan mendapat wejangan saya peroleh saat kita lelah menjelajahi mal di Vegas buat cari oleh-oleh untuk Bos ku di Jakarta.

Kita jelajahi satu Mal besar di Vegas.

Namanya juga Mal, dimanapun sama saja. Bikin letih dan kaki pegal. Beruntung ada sofa untuk kita beristirahat sejenak.

Pada saat santai duduk-duduk di sofa itu, beliau bertanya ringan seputar keluarga.

“Den, apakah kamu sudah menikah?”

“Belum pak.”, jawabku.

“Tapi calon sudah ada dong?”, sambungnya lagi.

“Ya, Insya Allah sudah pak”.

Kujawab dia sambil berdoa semoga si “gacoanku” mau dilamar nantinya sebab bilang aku jatuh cinta saja saya belum pernah.

“Kapan rencana menikah?”, tanya pak Simon lagi.

“Ya, Insya Allah tahun depan, pak” kembali aku berdoa agar semua berjalan lancar dan si dia mau dilamar.

“Good, jangan lama-lama lah”.

Kunci Bahagia

“Sebenarnya apa si kunci bahagia dalam rumah tangga Den?”.

Sedikit menguji pak Simon bertanya kepada ku.

“Kuncinya, saling percaya, saling sayang, saling mengerti satu sama lain dan tidak memaksakan kehendak gitu kan pak?”.

“Ada satu lagi yang kamu belum sebutkan dan itu yang paling penting”, kata pak simon penuh santun.

“Apa itu pak? kayaknya semua sudah saya sebutkan deh”.

“Ada. Ayo coba dipikirkan dulu dong!”.

“Apa ya? kayaknya sudah semua saya sebut pak”.

Tanpa mau berpikir lagi, langsung ku minta pak Simon untuk menyebutkan syarat terpenting satu lagi yang dia bilang aku belum sebutkan.

Maklum, sudah haus dan mau minum belum waktunya karena saat itu bulan Ramadan. Jadi males berpikirlah.

“Hal penting dalam membina hubungan rumah tangga adalah mau menerima segalanya apapun itu di pasangan kita” katanya penuh percaya diri.

Saya pun tersentak. Benar-benar suatu tips indah kudapat dari pak Simon.

Siapa sangka orang yang telah hidup merantau di USA selama 20 tahun itu begitu membumi dengan sikap hidup dan pandangan ketimurannya.

Baru saya paham bahwa mau belajar menerima semua yang ada di pasangan kita memang kunci utamanya.

Penutup

Coba sama-sama kita reviu.

Untuk apa kita belajar saling percaya kalau kita tidak bisa terima pasangan kita melakukan kesalahan kecil untuk tidak bercerita panjang lebar perihal masa lalunya karena merasa tidak semua harus diceritakan dan tidak penting untuk dibahas.

Untuk apa kita saling sayang tapi tidak bisa menerima kalau ternyata pasangan kita nantinya punya gaya berpikir ataupun kebiasaan tidak sesuai dengan kita dan itu baru ketahuan pas sudah menikah :-).

Apa bisa saling mengerti kalau kita tidak bisa menerima sikap hidup pasangan kita yang tidak sejalan dengan kita sehingga emosi lebih diutamakan?

Apa bukan memaksakan kehendak namanya kalau kita tidak bisa menerima perbedaan dengan pasangan kita sementara semua persepsi di dalam pikiran, sikapnya, gaya bicaranya, tindakannya semua telah terpetakan seumur hidupnya sebelum sah menjadi pasangan kita?

Sungguh tak bisa bukan?

Dari dulu saya punya prinsip bahwa bila kita menikah maka yang menikah itu adalah keluargaku dan keluarga istriku.

Bayangkan betapa banyak perbedaan yang ada diantara kita semua. Tidak bisa kita bikin sama dalam sekejap.

Hal terbaik adalah belajar untuk mau menerimanya dan tahu cara menerima perbedaan.

Seiring waktu berlalu, kini saya sudah menjadi seorang suami dan papa dari putri pertamaku.

Selama itu pula resep bahagia untuk bisa menerima dalam hal apapun diantara kami selalu saya terapkan.

Semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga kami. Aaamiin. Demikian sedikit cerita perihal cara menerima perbedaan.

Photo credit: Daniel Lobo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights